Oleh: stpetrus | 2 April 2009

Siapa Bapa Paus itu?

 

Paus (dari Bahasa Latin: papa, bapak, ayah; dari Bahasa Yunani: πάππας, pappas, ayah) adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan kepala negara Kota Vatikan. Komunitas beriman yang mengakui Suksesi Apostolik menganggap Uskup Roma sebagai penerus St. Petrus. Demikian pula umat Katolik meyakini bahwa paus adalah Wakil Kristus, sedangkan komunitas-komunitas beriman lainnya tidak mengakui Primasi Petrus di antara para uskup. Jawatan paus disebut “kepausan”; yurisdiksi gerejawinya disebut “Tahta Suci” (Bahasa Latin: Sancta Sedes) atau “Tahta Apostolik” (disebut Tahta Apostolik atas dasar hikayat kesyahidan Santo Petrus dan Santo Paulus di Roma). Para uskup terdahulu yang menduduki Tahta Keuskupan Roma digelari “Wakil Petrus”; di kemudian hari para Paus diberi gelar yang lebih berwibawa yakni Wakil Kristus; gelar ini pertama kali digunakan oleh Sinode Romawi pada tahun 495 untuk menyebut Sri Paus Gelasius I, seorang penganjur supremasi kepausan di antara para patriark. Menurut sumber-sumber yang ada, Marselinus (wafat 304) adalah Uskup Roma pertama yang menggunakan gelar Paus. Pada abad ke-11, setelah Skisma Timur-Barat, Gregorius VII mneyatakan istilah “Paus” dikhususkan bagi Uskup Roma. Yang menjabat sebagai Paus saat ini (yang ke-265) adalah Paus Benediktus XVI, yang terpilih pada tanggal 19 April 2005 dalam konklav kepausan, menggantikan Paus Yohanes Paulus II yang wafat pada tanggal 2 April 2005.

Paus saat ini adalah Benediktus XVI (terlahir Joseph Alois Ratzinger), terpilih pada usia 78 tahun, pada tanggal 19 April 2005.
Selain pelayannya dalam bidang spiritual ini, paus sekaligus adalah Kepala Negara Merdeka dan Berdaulat Kota Vatikan, yaitu sebuah negara-kota yang seluruhnya dikelilingi oleh Kota Roma, ibukota Negara Italia. Sebelum tahun 1870, otoritas temporer paus meliputi wilayah yang luas di Italia tengah: daerah teritorial Negara Kepausan. Kepausan memegang kedaulatan atas Negara Kepausan sampai penyatuan Italia pada tahun 1870; kesepakatan politik dengan pemerintah Italia baru tercapai pada Perjanjian Lateran pada tahun 1929.
Selama seribu tahun, para paus sangat berkuasa di Eropa Barat, memahkotai kaisar-kaisar (Charlemagne adalah kaisar pertama yang dimahkotai oleh seorang paus), serta menyelesaikan perselisihan antar para penguasa sekuler. Uskup Roma secara nominal menjadi sekutu sekaligus bagian dari struktur sipil Kekaisaran Byzantium sampai abad ke-8, tatkala Donasi Pepin menjadikan Kota Roma dan daerah sekitarnya tunduk pada kedaulatan Paus, sehingga berdirilah Negara Kepausan yang bertahan hingga tahun 1870. Sebelum itu para paus memang secara de facto adalah penguasa Kota Roma dan daerah-daerah sekitarnya. Selama berabad-abad, Donasi Konstantinus yang dianggap palsu itu juga dijadikan dasar bagi klaim kepausan atas supremasi politik di seluruh bekas wilayah Kekaisaran Romawi Barat.
Dari abad ke abad, klaim paus atas otoritas spiritual makin jelas diekspresikan sejak abad pertama, yang mencapai puncaknya dalam proklamasi infalibilitas kepausan di mana dalam kesempatan-kesempatan tertentu paus berbicara ex cathedra (secara harafiah berarti “dari kursi (Petrus)”) pada saat mengeluarkan definisi menyangkut iman atau moral. Terakhir kalinya paus berbicara ex cathedra adalah pada tahun 1950, sewaktu mengeluarkan definisi dari dogma Maria Diangkat ke Surga.


Tinggalkan komentar

Kategori